Minggu, 22 Januari 2012

konsep CIDR

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

 Sebenarnya konsep CIDR sudah lama dikenalkan yaitu sejak tahun 1992 yang lalu oleh IEFT. karena saya adalah pendatang baru dalam masalah jaringan komputer, sudah sewajarnya saya baru memahaminya. Itupun sebab adanya tugas presentasi dari komunitas yang baru saya ikuti, hehe..
 Tulisan ini bersumber dari penjelasan Pak Romi (http://romisatriawahono.net) tentang CIDR. Dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang ga bisa saya tampilkan, angka-angka yang saya pilih dan penghitunganya adalah sama dengan yang ada di sumber. cuma ada beberapa pembahasan yang perlu di perjelas lagi.
 Pak Romi bilang “pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat permasalahan yaitu : Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok subnet, dan Alamat Host-Broadcast.”


 Tidak semua subnet mask bisa dugunakan untuk melakukan subnetting. oleh sebab itu sebelum kita praktek penghitungan metode ini, kita harus tahu dulu Subnet Mask berapa sajakah yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting, yaitu :

 subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
 kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)
 kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30)
 kelas A : sampai subnet mask dari /8 sampai /30 (/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30)

 Subnetting pada IP ADDRESS kelas C
 subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting adalah /25 sampai /30
 misal network address 192.168.1.0/26.
 kita akan cari tahu Jumlah subnet, Jumlah Host per subnet, Blok subnet, dan alamat Host dan broadcast yang valid.
 analisa-nya seperti ini:
 192.168.1.0 adalah kelas C (karena oktet pertama dalam range 192-223)
 /26=255.255.255.192= 11111111.11111111.11111111.11000000

 karena kelas C, kita akan bermain di oktet terakhit.
 Jumlah subnet = 2 pangkat x, (x adalah banyaknya binary 1 pada oktet terakhir subnet mask)
 jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 2 = 4 subnet
 Jumlah Host per subnet = 2 pangkat y dikurangi 2 (y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir subnet mask)
 jadi jumlah Host per subnet adalah 2 pangkat 6 dikurangi 2 = 62 Host
 Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet terakhir subnet mask
 blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192
 jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192
 blok subnet ke 1 = 192.168.1.0
 blok subnet ke 2 = 192.168.1.64
 blok subnet ke 3 = 192.168.1.128
 blok subnet ke 4 = 192.168.1.192

 Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:
 -host pertama adalah satu angka setelah subnet
 -host terakhir adalah satu angka sebelum broadcast
 -broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya
 lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

 Subnetting pada IP ADDRESS kelas B
 subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting adalah /17 sampai /30
 penghitungan CIDR /17 sampai /24 berbeda dengan perhitungan CIDR /25 sampai /30
 CIDR /17 sampai /24 perhitunganya sama persis dengan subnetting kelas C, cuma permainannya pada oktet ke 3.
 sedangkan CIDR /25 sampai /30, blok subnet kita mainkankan di oktet ke 4 (seperti kelas C) namun setelah oktet ke 3 berjalan maju dari 0,1,2,3,4,5 dan seterusnya
 kita coba menghitung 2 soal yang menggunakan CIDR /17 sampai /24 dan CIDR /25 sampai /30
 misal 172.16.0.0/18 dan 172.16.0.0/25
 Yang pertama 172.16.0.0/18
 analisa-nya :
 172.16.0.0 = kelas B (karena oktet pertama dalam range 128-191)
 /18 = 255.255.192.0 = 11111111.11111111.11000000.00000000

 CIDR /17 sampai /24 perhitunganya sama persis dengan subnetting kelas C, cuma permainannya pada oktet ke 3.
 karena CIDR yang di pakai dalam range /17 sampai /24, blok subnet kita mainkan di oktet ke tiga
 Jumlah subnet = 2 pangkat x, (x adalah banyaknya binary 1 pada 2 oktet terakhir subnet mask)
 jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 2 = 4 subnet
 Jumlah Host per subnet = 2 pangkat y dikurangi 2 (y adalah jumlah binary 0 pada 2 oktet terakhir subnet mask)
 jadi jumlah Host per subnet adalah 2 pangkat 14 dikurangi 2 = 16.382 Host
 Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet ke 3 subnet mask
 blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192
 jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192
 blok subnet ke 1 = 172.16.0.0
 blok subnet ke 2 = 172.16.0.64
 blok subnet ke 3 = 172.16.0.128
 blok subnet ke 4 = 172.16.0.192
 Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:
 lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :
 saya ingatkan sekali lagi, blok subnet kita mainkan di oktet ke 3
 permainan host ID tetap di oktet terakhir

 Contoh yang kedua 172.16.0.0/25
 analisa-nya :
 172.16.0.0 = kelas B (karena oktet pertama dalam range 128-191)
 /25 = 255.255.255.128 = 11111111.11111111.11111111.10000000

 Karena CIDR yang di pakai dalam range /25 sampai /30, blok subnet kita mainkan di oktet ke 2, namun setelah oktet ke tiga berjalan maju 1,2,3,4 dan seterusnya
 Jumlah subnet = 2 ^ x, (x adalah banyaknya binary 1 pada dua oktet terakhir subnet mask)
 jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 9 = 512 subnet
 jadi jumlah Host per subnet adalah 2 pangkat 7 dikurangi 2 = 126 Host
 Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet ke 3 subnet mask
 jadi blok subnet-nya = 256-128 = 128
 jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,128 (namun setelah oktet ke tiga berjalan maju 0,1,2,3,4, sampai 255)
 ok, kita majukan dulu oktet ketiga.
 172.16.0.x
 172.16.1.x
 172.16.2.x
 172.16.3.x
 sampai…
 172.16.255.x
 setelah oktet ke 3 maju, sekarang kita masukkan blok subnet yaitu angka 0 dan 128.
 172.16.0.0 dan 172.16.0.128
 172.16.1.0 dan 172.16.1.128
 172.16.2.0 dan 172.16.2.128
 172.16.3.0 dan 172.16.3.128
 172.16.255.0 dan 172.16.255.128
 ————– + —————— +
 256 subnet dan 256 subnet ========= 512 subnet
 List-nya seperti ini:
 Blok Subnet ke 1 = 172.16.0.0
 Blok Subnet ke 2 = 172.16.0.128
 Blok Subnet ke 3 = 172.16.1.0
 Blok Subnet ke 4 = 172.16.1.128
 Blok Subnet ke 5 = 172.16.2.0
 Blok Subnet ke 6 = 172.16.2.128
 Blok Subnet ke 7 = 172.16.3.0
 Blok Subnet ke 8 = 172.16.3.128
 Sampai…
 Blok Subnet ke 511 = 172.16.255.0
 Blok Subnet ke 512 = 172.16.255.128
 Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:

 Subnetting kelas A
 Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pada kelas A adalah semua subnet mask mulai /8 sampai /30.
 sebenarnya konsepnya sama dengan kelas C dan B. yang membedakan hanya di OKTET mana kita mainkan blok subnet.
 kelas C di oktet ke 4 (terakhir)=kelas B di oktet ke 3 dan 4 (2 oktet terakhir)
 kelas A di oktet ke 2,3 dan 4 (3 oktet terakhir)
 misal 10.0.0.0/16
 analisa-nya:
 10.0.0.0
 kelas A (karena oktet pertama dalam range 1-126)
 /16 = 255.255.0.0 = 11111111.11111111.00000000.00000000

 Jumlah subnet = 2 pangkat 8 = 256
 Jumlah Host per subnet = 2 pangkat 16 dikurangi 2 = 65.534 host
 blok subnet = 256 dikurangi 255 = 1
 jadi keseluruhan blok-nya = 0,1,2,3,4 sampai 255
 lebih jelasnya sebagai berikut:
 Blok Subnet prtama = 10.0.0.0
 Blok Subnet ke dua = 10.1.0.0
 Blok Subnet ke tiga = 10.2.0.0
 Blok Subnet kempat = 10.3.0.0
 sampai…
 Blok Subnet ke 254 = 10.254.0.0
 Blok Subnet ke 256 = 10.255.0.0